Selasa, 20 Januari 2009

Terapi Tanpa Obat

Pengobatan Melalui Makanan dan Obat yang Tidak Asing Bagi Tubuh.

Cara ini merupakan salah satu dasar terpenting bagi penyembuhan. Jika dokter tidak menggunakan obat dengan tepat maka pasien tidak akan sembuh, bahkan dirugikan. Hanya dokter bodoh yang memberikan jenis pengobatan ini dan langsung menggunakan obat yang tertera dalam buku kedokteran. Orang-orang Badu’i tidak memanfaatkan Le Neuver (mirip wortel dan digunakan sebagai minuman) atau sirup mawar. Obat-obatan yang tersedia di kota-kota tidak tersedia bagi mereka. Fakta ini dibuktikan melalui eksperimen.

Orang yang meniliti dengan seksama pengobatan dan obat Rasulullah akan menyadari bahwa pengobatan ini cocok dengan kebiasaan dan tempat tingal orang sakit. Ini merupakan dasar ilmu kedokteran, sebagaimana para ahli kesehatan menyetujuinya. Seseorang dokter Arab terkenal, Harits bin Kaladah, termasuk Hipokrates berkata.,’’Diet merupakan obat yang terbaik dan perut merupakan sarang penyakit maka berikalah makanan dan obat yang sudah tidak asing lagi bagi tubuh.”Dia menjelaskan bahwa diet adalah obat yang berguna untuk menyembuhkan semua penyakit yang disebabkan penuhnya perut.

Perut adalah sarang penyakit. Perut adalah organ nervus melengking dari bagian-bagian sangat halus dan netral yang dinamakan serat dan dikelilingi daging. Serat dari lapisan tersusun secara membujur, sedangkan serat lapisan kedua horizontal dan yang ketiga miring. Ujung perut memiliki banyak urat saraf, sedangkan bagian bawahnya memliki banyak daging dan bagian dalamnya terselubung serta tertutup buku-buku halus. Isi perut terletak di tengah-tengah perut, agak miring ke sisi kanan. Perut diciptakan dalam bentuk seperti itu, karena suatu hikmah rahasia Sang Pencipta.

Perut merupakan sarang peyakit, tempat pencernaan petama, pematangan proses seluruh makanan. Setelah itu makanan yang telah dicerna turun ke liver dan usus. Sebagian zat yang tidak segera dicerna oleh tubuh secara sempurna-karena makan secara berlebihan, basi atau tidak sesuai aturan-akan tetap tinggal dalam perut dan tubuh. Itulah kenapa sebab perut disebut sebagai sarang penyakit. Hadist ini menegaskan petingnya makan dengan jumlah sedikit dan mencegah hati memuaskan keinginanya dan melindungi diri dari suatu yang berlebih.

Adapun kebiasaan merupakan fitrah manuisa. Kebiasaan memliki pengaruh besar terhadap seseorang dan tubuhnya sendiri. Jika kita melakukan eksperimen terhadap beberapa orang yang memiliki aspek-aspek yang sama, hasilnya akan sangat berbeda. Contohnya, saat kita melakukan eksperimen terhadap tiga remaja yang bertemperamen panas (mudah marah). Salah seorang dari mereka terbiasa dengan makanan dingin, sedangkan yang ketiga terbiasa makanan sedang.

Jika pemuda pertama meminum madu, tidak akan membahayakannya. Jika pemuda yang kedua meminum madu, akan berbahaya. Sedangkan pemuda ketiga akan seidit terganggu jika minum madu. Karena itu, kebiasaan merupakan landasan gangguan-gangguan penyaki. Itulah sebabnya Rasulullah saw mengatakan bahwa masing-masing orang seharusnya diobati sesuai dengan obat dan makanan yang sudah biasa baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com / Header Butterfly by Pixels + Ice Cream