Didalam pergaulan sehari-hari dimana terjadi
interaksi -interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya ada banyak hal
yang harus diperhatiikan mulai dari bagaimana bertutur kata sampai dengan
masalah sikap dan tindak tanduk seseorang yang mana semua itu akan tercakup
dalam masalah akhlak.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa
akhlakulkarimah merupakan salah satu diantara tugas-tugas kenabian. Bahkan tugas
para nabi, seseorang yang mengaku sebagai pengikut nabi namun tidak menghiasi
dirinya dengan akhlakulkarimah berarti elah terputus dengan misi utama kenabian.
Ia juga tidak akan memiliki bobot yang berat tatkala dihadapkan kepada timbangan
amal perbuatan, sebab amal yang paling berat timbangannya adalah ahlaqul
karimah.
Para salafusshalih sangat
memperhatikan masalah ahlak, sehingga mereka pantas menjadi teladan dalam setiap
persoalan. Ketahuilah wahai saudaraku, barang siapa yang merenungi kitabullah
dan senantiasa berhubungan dengannya maka akan mendapatkan kemuliaan ahlak, dan
barang siapa yang mengkaji sunnah-sunnah nabi yaitu perjalanan hidup Rasulullah
saw dan haditsnya akan mendapatkan dan memahami kemuliaan ahlak dan
keagungannya, sebagaimana termaktub pada akhir suratAl-Furqan.
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha penyayang
itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati, dan
apabila orang-orang yang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan. Dan orang yeng melalui malam hari dengan bersujud
dan berdiri untuk rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata :’ya rabb kami,
jauhkanlah azab jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya merupakan kebinasaan
yang kekal’. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat
kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak
berlebihan dan tidak (pula) kikir. Dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah
antara yang demikian. Dan orang-orang yang menyembah illah yang lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah(membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).”
(QS. Al-Furqan 63-68).
Selain hal diatas, ahlak-ahlak yang
mulia adalah dengan tidak memberikan kesaksian palsu bahkan harus memerangi dan
mengingkarinya, menolak perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat atau tidak
mendapatkan faedah, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla.
“Dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak perfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”. (QS. Al-Furqan :72).
Dan jika didengarkan atau ditunjukkan
ayat-ayat Allah 'Azza wa Jalla atau didatangkan pada mereka hadits-hadits
Rasulullah saw yang shahih maka mereka (mukmin dan mukminat) sebagai ahlul lisan
akan menghadapnya dengan khusyuk serta menerima sepenuhnya terhadap Allah 'Azza
wa Jalla dan sekaligus mengagungkan-Nya 'Azza wa Jalla. Hati-hati mereka menjadi
lembut. Bahkan tidak jarang kita lihat menangis lantaran rasa takut kepada-Nya
'Azza wa Jalla.
Sikap sabar, juga merupakan sikap
yang harus ada di dalam pergaulan, baik itu kesabaran dalam mentaati Allah 'Azza
wa Jalla dan kesabaran menahan yang diharapkan Allah 'Azza wa Jalla dan
kesabaran atas musibah yang menimpa dan tidak ada balasan bagi orang yang sabar
dari sisi Allah 'Azza wa Jalla kecuali al-jannah yang tinggi dan
agung.
“mereka itulah yang dibalasi dengan
martabat yang tinggi (dalam jannah), karena kesabaran mereka. Dan mereka
disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat didalamnya. Mereka kekal
didalamnya. Jannah itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat
kediaman” (QS. Al-Furqan 75-76).
Sesungguhnya setiap mukmin dan mukminat mereka itu adalah saling menjadi
wali satu sama lainnya. Mereka saling memenberi nasehat dan saling mencintai
karena Allah 'Azza wa Jalla dan saling berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran
serta saling tolong menolong dalam kebajikan dan takwa. Dengan menjaga hal-hal
yang seperti itu berarti seorang mukmin atau mukminat telah mengamalkan sifat
dan sikap atau ahlak yang mulia, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla :
“dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
makruf. Mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah
sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana (At-Taubah :71).
Dalam kaitannya dengan amar makruf
dan annashihat lillah sudah selayaknya bagi seorang mukmin dan mukminat
senantiasa memperhatikan timing yang tepat dalam beramar makruf, tidak capat
berputus asa bila ditolak. Karena bisa jadi pada hari ini ia ditolak namun esok
lusa ia bisa diterima.
Dan diwajibkan bagi setiap mukmin dan
mukminat untuk tetap istiqomah dalam agamanya menunaikan kewajiban terhadap
Allah 'Azza wa Jalla, mentaati-Nya 'Azza wa Jalla dan mentaati Rasulullah saw.
Mereka itulah yang berhak mendapat karunia didunia dan diakhirat karena
ketaatannnya kepada Allah 'Azza wa Jalla, keimanan dengannya serta pelaksanaan
kewajiban terhadap-Nya 'Azza wa Jalla.
Hal ini juga menunjukkan bahwa
sesungguhnya bagi orang-orang yang berpaling, lalai dan orang-orang yang
mengabaikan kewajiban, maka bagi mereka sama halnya dengan menyodorkan dirinya
untuk diadzab Allah 'Azza wa Jalla dan dimurkai-Nya 'Azza wa Jalla.
Sebagaimana dalam firman Allah 'Azza
wa Jalla:
”adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia maka sesungguhnya nar lah tempat tinggal(nya), dan adapun
orang-orang yang takut pada keesaran rabb-Nya dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya, maka sesungguhnya jannah-lah sebagai tempatinggal(nya).”
(AnNaziat 38-41).
Terakhir kita memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla
dengan asmaulhusna-Nya 'Azza wa Jalla dan sifat-sifatNya 'Azza wa Jalla yang
tinggi, semoga Allah 'Azza wa Jalla menunjukkan kita dan segenap kaum muslimin
kepada ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Semoga Allah memperbaiki hati
kita dan amal kita sekalian semoga Allah 'Azza wa Jalla memberikan rizki berupa
kemampuan melaksanakan tawasshau bil haq dan tawasshau bis Sabr. Tolong menolong
dalam kebajikan dan ketakwaan, mengutamakan akhirat atas dunia, mempunyai
keinginan untuk tetap memiliki keselamatan hati dan amal, ambisi ntuk bermamfaat
bagi kaum muslimin dimanapun mereka berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar