Hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Allah
SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman
Allah SWT:
}
وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ
يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ
ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا {
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang
mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan
kesesatan yang nyata.”
(Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah
SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman
Allah SWT:
} وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا {
“Dan
katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”
(Q.S An-Nur: 31)
Allah
SWT berfirman:
} وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى {
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S.
Al-Ahzab: 33)
Allah
SWT berfirman:
} وَإذَا
سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ
لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ {
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka
(istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu
lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.”
(Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah
SWT berfirman:
} يَا أيُّهَا
النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ {
“Hai Nabi!
Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S.
Al-Ahzab: 59)
Rasulullah
SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus
menutupi tubuhnya.
·
Hijab itu ‘iffah
Allah
SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan
diri dari maksiat).
Allah
SWT berfirman:
} ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ
قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ
جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ {
“Hai Nabi!
Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu.” (Q.S.
Al-Ahzab: 59)
Itu
karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari
perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka
orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena
itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh
wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
· Hijab itu kesucian
Allah
SWT berfirman:
} وَإذَا
سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ
لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ {
“Apabila
kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka.” (Q.S.
Al-Ahzab: 53)
Allah
SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki
maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat.
Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan
fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan
orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
} فَلاَ تَخْضَعْنَ
بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ {
“Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
·
Hijab itu pelindung
Rasulullah
SAW bersabda:
((إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ
الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ))
“Sesungguhnya
Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda
beliau yang lain:
(( أيَّمَا
اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
عَنْهَا سِتْرَهُ))
“Siapa
saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah
Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi
balasannya setimpal dengan perbuatannya.
·
Hijab itu taqwa
Allah
SWT berfirman:
} ياَ بَنِي آدَمَ
قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ
التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ {
“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S.
Al-A’raaf: 26)
· Hijab itu iman
Allah
SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: “Dan katakanlah
kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31). Allah SWT juga berfirman: “Dan
istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan
ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah ra
dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman,
maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika
kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
· Hijab itu haya’ (rasa malu)
Rasulullah
SAW bersabda:
((إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ،
وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ))
“Sesungguhnya
setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda
beliau yang lain:
“Malu itu
adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda
Rasul yang lain:
((الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا
جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ))
“Malu dan
iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun
akan terangkat.”
·
Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)
Hijab
itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki
sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju
kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah
dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga
kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa
wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non
Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada
kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Kejelekan Tabarruj (berhias)
· Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan
Rasul.
Barangsiapa
yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan dirinya
sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah
SAW bersabda:
((كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ
الجَنَّةَ إلاَّ مَنْ أبَى ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ
: مَنْ أطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أبَى))
“Semua
umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka bertanya: “Ya Rasulullah!
Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab: “Siapa yang taat kepadaku
akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah menolak.”
·
Tabarruj
menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasulullah
SAW bersabda:
((سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ،
اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ))
“Akan ada
pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala
mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat.”
·
Tabarruj adalah
sifat penghuni neraka.
Rasulullah
SAW bersabda:
((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ
، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ... ))
“Ada dua
golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang membawa cemeti
bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang...”
· Tabarruj penyebab hitam dan gelap di hari
kiamat.
Diriwayatkan
dari Nabi SAW, beliau bersabda:
((مَثَلُ
الرَّافِلَةِ في الزِّينَةِ في غَيْرِ أهْلِهَا ، كَمَثَلِ ظُلْمَةٍ يَوْمَ
القِيَامَةِ لاَ نُورَ لهَا))
“Permisalan
wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan kegelapan pada hari
kiamat, tidak ada cahaya baginya.”
Maksudnya
adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika berjalan dengan menarik
pakaiannya, akan datang pada hari kiamat dalam keadaan hitam dan gelap,
bagaikan berlenggak-lenggok dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah,
tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan,
wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari
taat, bahwa bau mulut orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih
harum di sisi Allah dari bau minyak kesturi.
·
Tabarruj adalah
kemunafikan.
Rasulullah
SAW bersabda:
((خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ
الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ
نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ
يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ))
“Sebaik-baik
wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak anak), suka
menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah. Dan
sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu
adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
ghurab a’sham.”
Yang
dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang memiliki cakar dan kaki
merah, pertanda minimnya wanita masuk surga, karena burung gagak yang memiliki
sifat seperti ini sangat jarang
ditemukan.
·
Tabarruj mengoyak tirai pelindung dan membuka
aib.
Rasulullah
SAW bersabda:
((أيَّمَا امْرَأَةٍ وَضَعَتْ
ثِيَابَهَا فِي غَيْرِ بَيْتِ زَوْجِهَا، فَقَدْ هَتَكَتْ سِتْرَ مَا بَيْنَهَا
وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ))
“Siapa
saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah suaminya,
maka ia telah mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”
·
Tabarruj adalah
perbuatan keji.
Wanita
itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW
berfirman:
} وَإذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ
إنَّ اللهَ لاَ يَأْمُرُ بِالفَحْشَاءِ {
“Dan
apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan)
perbuatan yang keji.” (Q.S.
Al-A’raf: 28)
Sebenarnya
setanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana
firman Allah:
} الشَّيْطَانُ
يَعِدُكُمُ الفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالفَحْشَاءِ {
“Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah: 268)
·
Tabarruj
adalah ajaran iblis.
Sesungguhnya
kisah Adam dengan Iblis memberikan gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah,
Iblis itu membuka peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak tirai
pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi baginya. Allah SWT
berfirman:
} يَا بَنِي آدَمَ
لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الجَنَّةِ
يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا {
“Hai anak
Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Q.S.
Al-A’raf: 27)
Jadi
iblislah yang mengajak kepada Tabarruj dan buka-bukaan. Dialah pemimpin
utama bagi para pencetus apa yang dikenal dengan Tahrirul Mar’ah (pembebasan
wanita).
·
Tabarruj adalah jalan hidup orang-orang
Yahudi.
Orang-orang
Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan umat ini melalui
wanita, dan kaum wanita sejak dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di mana
Rasulullah SAW bersabda:
((فَاتَّقُوا
الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ ، فَإنَّ أوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ
كَانَتْ في النِّسَاءِ))
“Takutlah
pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah pertama pada Bani Israel
adalah pada wanita.”
·
Tabarruj adalah
Jahiliyah busuk.
Allah
SWT berfirman:
} وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى {
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S.
Al-Ahzab: 33)
Nabi
SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan busuk dan kotor.
Jadi ajakan Jahiliyah adalah saudara kandung Tabarruj Jahiliyah.
Rasulullah SAW bersabda:
((كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أمْرِ الجَاهِلِيَّةِ
مَوْضُوعٌ تَحْتَ قَدَمِي))
“Semua
yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah telapak kakiku.”
Baik
itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan Jahiliyah ataupun
kesombongan Jahiliyah.
· Tabarruj adalah keterbelakangan.
Buka-bukaan
dan telanjang adalah fitrah hewan ternak,
tidak seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan terperosok
jatuh ke derajat yang paling rendah dari pada derajat manusia yang telah
dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah bahwa Tabarruj adalah tanda
kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah dan mati rasa:
Anda
mengangkat baju hingga lutut
Demi
Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi
Baju
itu bagaikan naungan di waktu pagi
Yang
semakin pendek, waktu demi waktu
Anda
mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan
Padahal
anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan
·
Tabarruj adalah
pintu adzab yang merata.
Seseorang
yang memperhatikan nash-nash syare’at dan sejarah (Islam) akan meyakini adanya
kerusakan yang ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya atas agama dan dunia,
apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran antara
laki-laki dan wanita).
Akibat dan bahaya Tabarruj
yang menakutkan
Wanita-wanita yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba
menggunakan perhiasan yang diharamkan untuk menarik perhatian kepadanya.
Sesuatu yang justru akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita
sebagai barang hina yang diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
1. Rusaknya akhlak kaum lelaki
khususnya para pemuda yang terdorong melakukan zina yang diharamkan ini.
2. Memperdagangkan wanita sebagai
sarana promosi atau untuk meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.
3. Mencelakan diri wanita sendiri,
karena Tabarruj itu menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan
untuk menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
4. Tersebarnya penyakit, seperti sabda
Rasulullah SAW:
(( لَمْ تَظْهَرِ الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا
بِهَا إلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي
أسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا ))
“Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu
kaum hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di antara mereka
penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada
orang-orang dulu.”
5. Mempermudah mata melakukan maksiat,
Rasulullah SAW bersabda: “Kedua mata zinanya adalah melihat.” Serta
menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan pandangan) yang
merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari ledakan bom atom dan gempa bumi.
Allah SWT berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka
Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya
menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S.
Al-Isra’: 16)
Dalam
hadits juga disebutkan:
((إنَّ النَّاسَ
إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ
بِعَذَابٍ))
“Sesungguhnya manusia bila
melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan
mereka adzab.”
Wahai
ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan hadits
nabi SAW: “Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan bila membuang
duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri manakah yang lebih berat, batu
di jalan atau fitnah yang merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan
kekejian di antara orang-orang mu’min.
Sesungguhnya
tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah pada hari ini karena anda yang
telah memalingkannya dari mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang
lurus -padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di hari esok
nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.
Segeralah
taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan manusia, karena perhitungan
Allah kelak sangat ketat.
Beberapa
syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh
wanita -berdasarkan pendapat yang paling rojih.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya
bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau
trasparant.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian
wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada
orang-orang.
Jangan berhias terlalu berlebihan
Bila
anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa
banyak di antara wanita-wanita sekarang
ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya
mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang
sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan
maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh
kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu,
lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di
atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara
kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam
berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan tengah” yang dengan itu
ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat
yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga
kecantikannya.
Kami dengar dan kami taat
Seorang
muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya
dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan
syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan
keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta
lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.
Allah
menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada
rasul-Nya:
} وَيَقُولُونَ
آمَنَّا بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرْيقٌ مِنْهُمْ
مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالمُؤْمِنِينَ (47) وَإذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ
بَيْنَهُمْ إذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) {
“Dan mereka
berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati
(keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali
mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka,
tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S.
An-Nur: 47-48)
Firman
Allah yang lain:
} إنَّمَا كاَنَ
قَوْلَ المُؤْمِنِينَ إذَا دُعُوا إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ (51) وَمَنْ
يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ
الفَائِزُونَ (52) {
“Sesungguhnya
jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar
dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa
yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa
kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S.
An-Nur: 51-52)
Dari
Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau
berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.”
Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan
demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada
mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S.
An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan
membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu
kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak
seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden
(tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa
yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang
Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat
burung gagak.”
Sholawat
dan salam semoga tercurah atas nabi kita Muhammad, keluarga dan para
sahabatnya.
Disadur:
H
i j a b
· IMAN
· KESUCIAN
· TAQWA
· RASA MALU
· ‘IFFAH
|
· الإيمان
· الطهارة
· التقوى
· الحياء
· العفة
|
إعداد
دار القاسم
Penebit:
Darul Qosim
باللغة الإندونيسية
Edisi Bahasa Indonesia
الترجمة
والصف
صلاح الدين عبد الرحمن
Alih Bahasa dan Layout Oleh:
H. Sholahuddin Abdul Rahman, Lc
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar